Mengenal GAS (General Adaption Syndrome) - Klinikana
Info Terbaru :
Home » , , » Mengenal GAS (General Adaption Syndrome)

Mengenal GAS (General Adaption Syndrome)

Written By Klinikana on 26 November 2012 | 19:31


KLINIKANA - GAS atau General Adaption Syndrome adalah reaksi fisiologis dan psikobiologis yang ditimbulkan akibat stress. Contohnya hilangnya nafsu makan, melemahnya otot, menurunnya minat, perasaan cemas, dan sebagainya. GAS diperkenalkan oleh Hans De Selye pada tahun 1920. Hans De Selye menjelaskan model GAS dalam 3 (tiga) model tahapan:

1. State of Alarm (Tahap Peringatan)
2. State of Resistance (Tahap Pertahanan)
3. State of Exhaustion (Tahap Kelelahan)


Hans menjelaskan tentang sistem hypothalamic-pituitary-adrenal axis (HPA axis) yang mempersiapkan tubuh dalam menghadapi stress. Ia juga menjelaskan tentang local adaptation syndrome yang mengacu pada respon inflamasi dan proses perbaikan yang terjadi pada daerah tertentu.

Tahapan GAS:

1. Tahap Peringatan

Ini adalah tahap awal di mana tubuh langsung bereaksi terhadap penyebab stress (stressor). Setelah bertemu stressor, tubuh bereaksi dengan respon "fight-or-flight response" (melawan atau lari) dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik. Jika ada ancaman atau bahaya, tubuh akan mengeluarkan hormon seperti hormon kortisol dan adrenalin untuk mengatasi rasa cemas atau takut. Pada tahap ini pertahanan tubuh dikerahkan untuk menghadapi stressor, akibatnya kemampuan imun dapat menurun. Jika stressor hilang, maka tubuh akan kembali normal.

2. Tahap Pertahanan

Pada tahap ini, sistem saraf parasimpatis kembali ke tingkat normal, sementara tubuh memfokuskan kekuatan menghadapi stressor. Reaksi tubuh naik melebihi batas normal, kadar glukosa darah, kortisol dan adrenalin tetap tinggi, namun penampilan luar organisme tampak normal. Reaksi yang berlebihan ini untuk melawan penyebab ketegangan sehingga diharapkan akan ada penyesuaian. Reaksi seperti ini bila berjalan terus menerus dapat menyebabkan penyakit. Pada tahap ini dapat muncul gejala psikis dan psikosomatis.

3. Tahap Kelelahan
Pada tahap ini stress berlangsung cukup lama. Tubuh tidak mampu menyingkirkan stressor, akibatnya tubuh terus menerus membuat pertahanan ataupun perlawanan. Perlawanan yang yang dilakukan terus menerus menyebabkan kelelahan pada tubuh. Ketahanan tubuh (imun) berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali. Pada tahap ini dapat muncul berbagai macam penyakit, seperti diare, gatal-gatal, mual, tekanan darah tinggi hingga penyakit jantung.





Share this article :

1 comment:

Klinikana said...

Stres: adalah suatu kondisi di mana sistem manusia memberika reaksi terhadap perubahan agar tubuh kembali normal.

Stressor: adalah suatu hal yang dianggap menantang, mengancam atau menuntut.

+Test koment+

Post a Comment

 
Support : Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. Klinikana - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger